Tampilkan postingan dengan label fashion. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label fashion. Tampilkan semua postingan

Rabu, 17 Agustus 2011

Perempuan Ini Punya 1.200 Pasang Sepatu



VIVAnews - Rasa iri mungkin muncul jika Anda melihat kloset milik Beth Shak di rumahnya yang terletak di Pennsylvania, Amerika Serikat. Terdapat sekitar 1.200 pasang sepatu berbagai model dalam kloset tersebut.

Termasuk, 700 sepatu sol merah keluaran butik sepatu eksklusif, Christian Louboutin. Perempuan yang berprofesi sebagai pemain poker profesional ini, memiliki tiga kloset besar untuk menyimpan sepatu-sepatu berukuran 7, koleksinya.

Ia memperkirakan harga sepatu-sepatu tersebut, jika diakumulasikan mencapai US$500 ribu atau Rp4,2 miliar. Bagi Shak, mengoleksi sepatu sebanyak itu adalah sebuah kebahagiaan.

"Ini adalah salah satu kebahagiaanku. Meskipun aku pemuja stiletto, sepatu balet datar Lanvin aku tetap kenakan saat akhir pekan. Sehari-hari biasanya aku juga menggunakan sandal jepit Havaiana," kata Shak, seperti dikutip darithelook.today.com.
Kegilaannya pada sepatu juga membuat ia 'dimanjakan' oleh Louboutin. Perancang sepatu tersebut beberapa kali membuat sepatu dengan model khusus untuk Shak. Termasuk, lebih dulu memberikan koleksi terbaru yang diciptakannya secara terbatas pada perempuan berusia 41 tahun itu.

"Mereka mengirimiku e-mail berisi banyak gambar sepatu, lalu aku pilih yang aku mau," kata Shak.

Dengan ribuan sepatu yang dimiliki, tentunya Shak tidak mengenakan semuanya. Rencananya, ia juga akan menyumbangkan sebagian sepatunya pada sebuah badan amal. Koleksinya ini juga membuat kehidupan Shak dibuat dalam bentuk dokumenter yang berjudul "God Save my Shoes." (art)
• VIVAnews

Kota Ini Larang Wanita Pakai Celana Panjang


VIVAnews - Siapa yang tak kenal Paris, Prancis. Kota ini dikenal sebagai salah satu kiblat mode dunia. Siapa sangka, ada larangan unik yang berlaku sejak 200 tahun lalu di Paris, bahwa wanita tak boleh mengenakan celana panjang.

Larangan aneh ini pertama kali diperkenalkan pada akhir 1799 oleh kepala polisi Paris. Dari situ, pemerintah paris menetapkan setiap wanita yang ingin 'berpakaian seperti pria' harus meminta izin khusus dari kepolisian yang akan memeriksa kondisi kesehatan kaki mereka.

Seorang senator wanita, Maryvonne Blondin, yang pertama kali menemukan aturan baru sebelum mengajukan agar larangan tersebut dicabut. "Saya menemukan mengenai aturan ini tahun lalu dan saya kagum," ucapnya seperti dikutip dari Telegraph.

Bulan lalu, ia mengajukan pencabutan aturan tersebut di Senat Paris. Larangan ini diberlakukan di Paris tidak lama setelah Revolusi Prancis. Pada tahun 1892, aturan tersebut dilonggarkan dengan amandemen berbunyi 'celana panjang diizinkan selama wanita memegang tali kekang kuda.'

Kemudian, pada tahun 1909, aturan itu lebih dipermudah dengan sebuah klausul tambahan yang memungkinkan wanita mengenakan celana saat mengendarai sepeda.

Pada tahun 1969, di tengah gerakan global menuju kesetaraan gender, dewan meminta polisi kota Paris mengubahnya dengan sebuah dekrit. Jawabannya adalah: "Tidaklah bijaksana untuk mengubah teks yang diramalkan maupun tak terduga dalam mode yang dapat kembali ke permukaan."
Aturan ini bertentangan dengan undang-undang yang telah membuat pria dan wanita setara di mata konstitusi Perancis sejak 1946. Mengingat bahwa celana panjang wajib bagi polisi Paris, secara teori mereka semua melanggar hukum. Tahun lalu, Dewan Paris berusaha agar teks itu dihapus, tetapi polisi markas di ibukota Perancis mengatakan aturan tersebut merupakan 'arkeologi hukum' dan bukan sebuah prioritas.

Presiden Nicolas Sarkozy berjanji menyisihkan waktu khusus agar parlemen meninjau undang-undang Perancis kuno yang harus dicabut.
VIVAnews